Thursday 30 April 2009

KONSEP SIYASAH: KONSTITUSI, LEGISLASI, UMMAH DAN SYURA

Sebagai Pengantar, sistem politik Islam juga disebut sebagai Siyasah. Siyasah juga terbahagi kepada dua iaitu:

a. Siyasah Wadh’iyah: Iaitu siyasah yang dikenal berdasarkan kepada pengalaman sejarah dan adat masyarakat serta hasil oleh pemikiran manusia dalam mengatur hidup manusia bermasyarakat dalam Negara.

b. Siyasah Syar’iyyah: Iaitu Siyasah yang dihasilkan oleh pemikiran manusia mengikut etika agama dan moral dan memerhatikan prinsip-prinsip umum syariat dalam mengatur manusia hidup bermasyarakat dan bernegara.

A. Konstitusi

Perpaduan antara politik dan agama yang merupakana akibat lagsung dari hakikat teologi Islam jugs terungkap dalam kawasan teori konstitusioanal.

AI-Quran sebagai undang-undang, perilaku keagamaan, tetapi yang lebih tinggi, kitab suci itu merupakan hukum dasar dan tertinggi yang tidak dapat digolongkan sebagai argumen serius tentang konstitusi Negara Islam.

Sumber hukum konstitusi Islam yang kedua yang tidak kalah penting adalah Sunah atau segala perkataan dan praktek kehidupan Nabi Muhammad saw, manusia yang dipilih Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada sernua. manusia.

Sumber hukum konstitusi Islam yang ke tiga adalah Ijma' yang berarti kesepakatan universal atau kosensus yang bersifat umum. Ijma' melibatkan upaya kolektif yang terdiri dari anggota-anggota suatu kelompok atau keseluruhan masyarakat untuk meraih sebuah kesepakatan hukum tentang suatu masalah tertentu.

Sedangkan sumber hukum konstitusi yang ke empat adalah Qiyas yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang berkenaan dengan legalitas suatu bentuk perilaku tertentu. Dalam Islam metode ini digunakan untuk memperluas hukum­hukum syariab yang bersifat umum kepada berbagai kasus individu yang tak terbatas atas dasar kesamaan atau ketidakselarasan dengan beberapa kasus lama yang telah dijelaskan dalam Qur'an dan Sunnah.[i]

B. Legislasi

Di dalam Islam, Legislasi ( perundang-undangan ) terbagi ke dalam empat bentuk;

1. Interpretasi

Dalam masalah-masalah tertentu, Al-Quran clan Al-sunnah telah meletak perintah-perintah yang jelas atau tersamar untuk mewajibkan aturan bertindak tertentu. Untuk masalah-masalah ini, tidak ada seorang ahli hukum, hakim,badan legislatif, bahkan ummat secara keseluruhan yang diperbolehkan mengubah ketentuan-ketentuan Syariah tertentu atau aturan yang telah digariskannya. Tetapi hal ini berati bahwa manusia tidak diberi jatah untuk melaksanakan fingsi legislasinya. Peran manusia disini adalah sebagai berikut :

a. secara tepat dan cermat mencari apa sebenarnya hukum tersebut; hakikat dan isinya,

b. menentukan makna dan maksudnya,

c. menyelidiki syarat-syarat yang dikehendakinya dan cars penerapannya dalam masalah-masalah praktek,

d. menggarap rincian-rinciannya dalam kasus hukum-hukum untuk penerapan secara langsung dalam praktek kehidupan sehari-hari, dan

e. menentukan sampai sejauh mana hukum-hukum tertentu dapat diterapkan dan tidak dapat diterapkan dalam situasi dan kondisi perkecualian.

2. Analogi ( Qiyas )

Kemudian ada jenis-jenis masalah yang meskipun didalam syariah belum digariskan tetapi ada isyarat yang terjadinya beberapa situasi yang sifatnya analog. Dalam situasi semacam ini fungsi pembentukan undang-undang akan menerapkan perintah-perintah, serta memahami secara tepat alasan-alasan serta penyebab­penyebab yang mendasarinya, untuk masalah yang benar-benar memiliki hubungan­hubungan sebab-akibat serta menghindari penerapan aturan-aturan ini jika tidak ada hubunagn sebab-akibat itu.

3. Inferensi

Masih ada lagi katagori masalah manusia yang di dalam syariah tidak ada tuntutannya tetapi diganti dengan prinsip-prinsip umum atau pengisyaratan atas kehendak Pemberi Hukum mengenai spa yang harus digalakkan dan spa yang harus ditutup kemungkinan tedadinya. Untuk masalah-masalah semacam ini, fungsi pembentukan undang-undang disini adalah memahami prinsip-prinsip syariah serta kehendak Pemberi Hukum tersebut dan merumuskan hukum-hukum mengenai masalah-masalah praktek yang didasarkan pads prinsip-prinsip ini, serta yang memenuhi kehendak Pemberi Hukum.

4. Wilayah Legislasi yang Independen

Terlepas dari ketiganya, masih ada rangkaian Was masalah manusia yang tidak diungkit-ungkit oleh syariah. Syariah tidak memberikan isyarat secara langsung maupun tuntutan jelas bagi situasi-situasi indentik maupun sejenis yang sedemikian rupa sehingga kita mampu menggali suatu inferensi analogis didalamnya. Sikap syariah ini sendiri ini merupakan petunjuk bagi kenyataan bahwa Pemberi-Hukum telah menyerahkannya kepada umat manusia; untuk memutuskan masalah-masalah berdasarkan kecenderungan serta pertimbangan-pertimbangan mereka sendiri. Dengan demikian, untuk kasus-kasus semacam ini kita dapat menerapkan pembentukan undang-undang secara mandiri sepanjang sesuai dengan semangat Islam yang benar dan prinsip-prinsip umumnya, serta yang lebih penting lagi, tidak bertolak belakang dengan pola umum serta temperamen Islam. Perundang-undangan ini harus secara alamiah dan wajar sejalan dengan rancanang ideologi Islam secara Umum[ii].

C. Ummah

Kata-kata umat ternyata memiliki ruang lingkup yang berlapis. Lapisan pertama, kata umat bisa disamakan dengan makhluk Tuhan, sehingga burungpun disebut umat, semut yang berkeliaran pun jugs bisa disebut umat dari umat-umat Allah. Lapisan kedua, kata umat berarti umat manusia secara keseluruhan. Lapisan ketiga, kata umat berarti suatu kemunitas manusia. Dalam lapisan ini bare bisa dibedakan antara umat Islam dan umat non-muslim[iii].

Konsep terpenting dalam pemikiran politik Islam adalah konsep Ummah atau komunitas orang-orang beriman.

Permulaan kata Ummah diterjemahkan sebagai suatu kesatuan yang menimbulkan kesatuan semua warga muslim. Jika tubuh Ummah yang konkret muncul ke permukaan sebagai suatu konsep kehidupan dengan mempert-imbangkan budaya, maka Ummah dapat berlaku sebagai suatu kekuatan yang memelihara dan memN&uat-1esaU_dan kekuatan. Jadi, konsep tersebut berperan sebagai simbul kesatuan dan kekuatan yang mewujudkan kesatuan secara bersamaan.

Menurut makna istilah, Ummah “meliputi totalitas (jamaah ) individu-individu yang Baling terkait oleh tali atau ikatan agama, bukan kekeluargaan maupun ras. Di dalam Ummah itu segenap anggota bersaksi sepenuhnya bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Dihadapan Allah, semua anggota mempunyai derajat yang sama, tidak ada perbedaan tingkatan, kelas atau ras. "

Sedangkan makna Ummah dalam arti lebih luas tidak hanya terbatas pads masyarakat madinah. Dalam dokumen yang disebut " Konstitusi Madinah" istilah Ummah digunakan dalam dua arti yang berbeda dalam dua bagian dokumen:

a. pada bagian awal istilah itu digunakan dalam arti khusus, yakni masyarakat keagamaan orang-orang yang beriman; dan

b. pada bagian kedua, kata itu diartikan sebagai masyarakat persekutuan secara umum.

Namun demikian, corak dengan masyarakat non-muslim itu dipandang tidak merubah keunikan dasar dan kekhususan umat Islam.

Sisi paling penting peran Ummah sama dengan solidaritas mekanis yang muncul dari keberadaan manusia dalam suatu dalam Islam adalah tingkat solidaritasnya yang tinggi. Bentuk solidaritas itu tid masyarakat dengan faktor-faktor yang umum seperti wilayah, budaya dan bahasa ( faktor-faktor yang lazim ada pads sebuah bangsa ). Solidaritas Islam adalah sebuah solidaritas organik ( keluarga ) yang menciptakan dan berupaya menggayuh tujuan yang bersifat umum dan menghendaki parsitifasi setiap warganya untuk merealisasikan tujuan itu dalam batas-batas perangkat yang dimiliki sejalan dengan keragaman tugas ( kewajiban ) masing-masing [iv].

D. Syura

Sistem kenegaraan yang dianjurkan oleh Islam harus memegang prinsip syura. Allah SWT telah mewajibkan berlakunya sistern syura kepada umat manusia dalam dun ayat Al-Quran. Teks kedua ayat tersebut cukup jelas dalam mewajibkan untuk mengikuti prinsip syura. Ayat pertama disampaikan dalam bentuk perintah terhadap Rasulullah saw. Untuk menjalankan syura. Jika demikian, tentu umatnya lebih pantas untuk diperintah melakukannya. Sementara ayat yang kedua menerangkan bagaimana sifat utama dari kaum muslimin dalam menghadapi berbagai persoalan dan memutuskan permasalahan dengan selalu saling memahami satu sama lainnya dan saling tukar pikiran melalui syura[v].

Firman Allah SWT, dalam surah Ali Imran : 159, yaitu Artinya :

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap kerns lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karen itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu..”.

Ayat kedua, dalam surah asy-syuura : 36-38, yaitu

Artinya :

“ maka sesuatu apapun yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup didunia; dan yang ada pads sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman, dan hanya kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal, dan ( bagi ) orang-orang yang menjahui doss-doss besar dan pebuatan­perbuatan keji, dan apabila mereka marsh mereka memberi manfaat. Dan ( bagi ) orang-orang yang menerima ( mematuhi ) seruan Tithannya dan mendirikan shalat, Belong urusan mereka ( diputuskan ) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kamu berikan kepada mereka ".

Dalam ayat itu menjelaskan bahwa salah satu sifat orang mukmin diantara yang lain adalah bermusyawarah dengan yang lainnya.

Ada juga beberapa hadits yang menyuruh dan memperkuat pentingnya bermusyawarah, juga menjelaskan keutamaannya. Rasulullah saw bersabda; " minta bantuanlah dalam menyelesaikan permasalahan kalian melalui musyawarah." .. tidak akan berhasil seorang yang hanya mengikuti pendapatnya sendiri dan tidak ada seorangpun yang akan hancur hanya karena bermusyawarah."[vi].



[i] Khalid Ibrahim Jindan, Teori Pemerintahan Islam Menurut Ibnu Taimiyah, PT Rineka Cipta, Jakarta Juni 1994, cet pertama, hal 1.

[ii] Asep Hikmat, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, PT Mizan Bandung November 1998 Cetakan VI hal. 94-96.

[iii] H.A Dzajuli, Fiqh Siyasah; Implimentasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syariah, Kencana Jakarta 2003, Cetakan Ketiga edisi Revisi, hal. 23

[iv] Kuntowijono, Identitas Politik Umat Islam, PT MIzan Bandung, Cet Pertama 1997, hal 232

[v] Taufiq Asy-Syawi, Syura Bukan Demokrasi, Gema Insani Press Cet. Pertama 1997 hal.66.

[vi] Muhammad Dhiauddin Rais, Teeori Politik Islam, Gema Insani Press Jakarta, Cetakan pertama 2001, hal. 272.

Read more...

Saturday 25 April 2009

IKHTILAT (MEUJAMPU) IKHWAH DAN AKHAWAT, SEKSISKAH GEUTANYOE ??? (( VERSI ACEH ))

Yang jet keu soal mungken, ikhtilat antara inong dan agam, kiban deungen geutanyoe?

Sunggoh wajib ateuh geutanyoe sebagoe ureung islam agam dan inoeng yang meuiman kepada Allah dan Rasul untuk ta peujioh ikhtilat yang harem ateuh ureung inong dan ureung agam. Sidroe ureung inong meunye kasep ileumee dan meuphom dan ka terlibat dalam dakwah, harus geu peutente droe supaya jioh daripada ikhtilat yang ken mahram jih.

Peulanggaran batas-batas pergaulan ureng islam inong dan agam mantong terjadi, dan mungkin nyoe terjadi karna:

1. Golom geuteupeu batas-batas pergaulan

2. Ka geuteupeu, tapi golom geumephom

3. Ka geuteupeu tapi han geutem amalkan

4. Ka geutepeu dan ka meuphom, tapi meusireuk karma lale

Tanyoe mungken sibok ta hias penampilan lua geutanyoe dungeon ta peulara janggot, ta seon kupiah, atau ta pakek jelbab raya yang meuwarna-warni. Tanyoe sibok ya hias symbol islam, tapi geutanyoe tuwoe dungeon asoe ajaran islam, tanyoe jeumet tameurunoe ileumee tentang islam, tapi hana ta focus bak meuphom dan ta amalkan.

Aktivis secular hana segan le keu geutanyoe!!! Sidroe teungku geumeu calitra, bahwa da sidroe aktivis secular yang jipegah bak gobnyan, “teungku, awi lon segan/hormat keu pelajar islam yang pake jelbab rayeuk, seon kupiah, karna awaknyan caring bak jaga pergaulan antara ureung inong dan ureung agam, tapi jinoe awaknyan ka sama dungeon kamoe, jadi kamoe hana segan le.”

Haba aktivis secular diateuh ka geupemalee geutanyoe sebagoe tentra-tentra yang nek perjuangkan agama islam. Tajaga pergaulan antara inong dan agam memang ken hal yang mudah, karna fitrah ureung agam galak keu ureung inong, meunan chit sebalek jih. Hanya dengoen iman yang keng dan sunggoh-sunggoh yang peuget sidroe-droe ureung untok jet istiqamah dan geujaga batas-batas nyoe.

Peulanggaran batas-batas pergaulan ureng inong dan ureung agam jinoe di’Coute’kan seubagoe berikut:

1. Hana geutundokkan pandangan (Gadhdhul Bashar)

Ken keuh na peupatah yang kheun,

Bukankah ada pepatah yang mengatakan, "Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati". Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, "Ah, tidak perlu gadhdhul bashar, yang penting kena jaga hati!". Namun, bukanlah menunduk pandangan sehingga terlanggar tiang tetapi cukup sekadar kita memastikan pandangan kita terjaga daripada melihat sesuatu yang tidak syarie. Lelaki memandang wanita dengan penuh nafsu dan tidak alah juga wanita yang berkelakuan demikian walau tampil ‘warak berbungkus’

2. Duek meupasangan agam dengon inong

Duek dua-dua agam dengon inong bak taman-taman, bak bineh jalan, dan na yang leubeh ku’eh lom dengoen dipakek nan yang resmi yang iboh nan “meeting” bak teumpat-teumpat yang meucurigakan. Walaupun le masyarakat yang meurunoe di Al-Azhar maupun masyarakat arab hana geupeduli dungeon perangui lagee nyoe, karna geuanggap bahwa nyan ustadz atawa ustadzah yang duek-duek dua tengeh geudiskusi tentang islam dan geupeugot tugas. Tapi peu mantong alas an jih, tatop pinto fitnah adalah langkah yang paleng get dan wajib bagi geutanyoe.

3. “Cop awal-awal” untuk meukawen

Kiban Ustadzah?, tapi lhee thon tet tanyoe baroe meukawen, lon yeu droeneh dicok le gop. Ureung agam golom tamat geutuntot ileumee sehingga “cop” sidroe ureng inong untuk meukawen, krna yeu gadeh, padahai golom tente niet nyan troh. Hai nyoe sangat meuresiko dan bahkan jet keupake dan karue. Ken setakat bak meurunoe. Bahkan akan geulanjutkan watee troh u nanggroe. Ken keuh Nabi Muhammad saw ka geutham tanyoe untuk cop awal trep that. Jadi menye meurasa droe ka mapu dan ka serius dalam hubungan, maka leubeh jroh peubagah urusan aqad nikah, supaya jioh dan hana reut dalam buet maksiet. Justru pane mungken hubungan yang gleh lakoe ngon binoe akan teudeong diateuh perbuatan maksiet.

4. Telpon yang hana peurelee

Telphon dan peugah haba yang hana meuho yang hana nilai siqnifikan jih sama dungeon soai beut atawa soal tugas berpersatuan. menye setakat hanya haba, peugah hana soai hatee dan peurasaan atawa peu mantong yang meusifeut hana syar’i tanpa batas, ulon yeu peu yang akan geutanyoe jaweb di keu Allah entek. Peu yang leubeh malang, geutanyoe selaku daie, ulama’, dan taruhan masyarakat di nanggroe sebagoe benteng trakher umat islam yang geuba mandate rayeuk sebagoe agen peurubahan masyarakat, harus meutunyok tauladan dan nan yang get dengeon geupesiblah sebarang salah laku.

5. SMS yang hana peureulee

Saleng peugah haba lewat SMS tentang hai-hal yang hana meusangkot paot dungeon dakwah, sampe hana geuthee pulsa ka abeh. Katroh masa jih tanyoe rayeuk dan ta turi droe dungeon troh teknologi yang ka trep tanyoe nikmati. SMS yang hana patot ta peugoet tempat talampiaskan nafsu seurakah dengeon meuabang saying tapi sepatot jih ta mamfaatkan untuk tujuan yang leubeh get dan leubeh meu faedah untuk jet tapeusan tiket tameng u syurga Allah swt.

6. Peugah haba meualon-alon

Tapeugah haba dungeon takhem-khem dan bacut manja. Ken keuh nabi SAW geularang ureung inong untuk peugah haba debgeon meualon-alon ngon hi ji peugot-peugot ngot galak ureung agam. Beujet lah ureng inong yang na maruah nyang geuboh pageu watei meututo ngon agam yang ken peurumoh. Ureung agam meunan chit, beujetlah mukmin yang gentlemen yang na peumulia mukminin. Mulia lam arti na lah tajaga ngon ta peulara maruha ureung inong nyang singoh jih jeut keu peurumoh tanyoe, yang peuna geunerasi agama tanyoe u keu.

7. Yahoo Messenger/Chatting Yang hana peurelee

Ym nyan saboh keumudahan meututo. Tan salah nyoe tameututo hai-hai peureule disinan,tapi jeut keumasalah nyo tuto nyan ka jip lung aleh ho-ho ka teuma tan meugareh bak agama karena khalwat lam donya maya nyan kop mudah ji teuka.

Geupeugah lee Allah Ta’ala teuma geupeugah le rasul chit buet nyan geuyu peujioh, na keuh geupeugah:

a) Rasullullah geu peugah, nyang narid jih:”So sibeurang kasoe yang na meuiman keu Allah ngon uroe dudoe, bek sigoe-goe jih di meusidroe-droe ngon ureung inong yang kon muhrim, kareuna nyang keu lhee syaitan”(HR.Ahmad)

b) Narid Allah yang maksud jih:”…..(Al-Qashas 24:30)

c) Narid Allah yang maksud jih:”…..(Al-Qashas 24:31)

d) Rasul geu marid yang maksud jih:”Pandangan mata nyan keuh panah syaitan, so-so yang dijaga kareuna Allah, awak nyan jeut dirasa mameh that iman lam hatee awak nyan.”

e) Rasul geu marid, “Ali, bek keuh gata ta ikot pandangan phon ngon pandangan lheuh nyan, gata jeut kaleon pandangan phon sagai, nyang keu dua nyan bala ateuh gata (HR.Ahmad)

f) (Al-Ahzab:32)

Tuntasnya, persoalan ikhtilat antara ikhwan dan akhwat, seksiskah kita?, Ateuh naris Allah ngon Rasul di ateuh, ta thei lah keu geutanyoe bahwa ikhtilat inong ngon agam nyang tan sabab-musaba nyang jroh nyang geupebetoi lam agama nyoe keuh geu peujioh teuma, buat nyan jet keu dosa.

Nibak nyan jroh ateuh ureng inong neu jaga gareh-gareh meungon si uro-uro ngon kawom agam. Nyoe karena ikhtilat nyang meulanggar gareh-gareh syariat meuteuka fitnah seureta ku’eh hate ngon brok akhlak lam ureng islam. Teuma rot maruah ureunginong nyang pubuet nyan.


Artikle asal: ayah jid

tranlater: Iskandar dan Zaim

Read more...

Thursday 23 April 2009

ORGANISASI ISLAM; PIRAMID YANG KUKUH ATAU KHEMAH YANG RAPUH

Firman Allah SWT yang bermaksud;

“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang berperang di jalan Allah dalam barisan yang teratur seumpama bangunan yang kukuh.” (Surah As-Shaf: 4)

Ayat di atas menjelaskan sifat organisasi Islam yang bekerja untuk menegakkan Islam sebagai ad-din (cara hidup). Sifat yang dijelaskan oleh Allah ialah "dalam barisan yang teratur rapi seumpama bangunan yang kukuh". Mereka yang menganggotai organisasi seperti ini dicintai Allah. Oleh demikian anda perlu berfikir secara insaf adakah anda termasuk dalam golongan yang dicintai Allah atau sebaliknya. Adakah anda menjadi anggota sebuah organisasi yang tersusun rapi?

Bangunan yang kukuh

Mengapakah Allah mencintai barisan yang tersusun rapi seumpama bangunan yang kukuh? Anda tentu memahami bahawa sebuah bangunan yang kukuh sahaja dapat memenuhi fungsinya dengan sempurna. Bangunan yang kukuh sahaja dapat menampung segala isi di dalamnya tanpa mengalami retak atau runtuh. Isi di dalam bangunan sama ada manusia, perabot, peralatan dan lain-lain kadangkala berubah. Tanpa kekukuhan yang sewajarnya, sesebuah bangunan tidak akan dapat memikul beban yang berubah ini. Selain itu, sesebuah bangunan juga terdedah kepada angin kencang, hujan lebat dan mungkin gempa bumi. Sekali lagi, semua unsur cuaca dan alam ini perlu dihadapi sesebuah bangunan dengan kekukuhan yang sewajarnya. Jika tidak, bangunan tersebut mungkin mengalami gegaran, retak atau runtuh.

Bagaimana pula dengan sebuah organisasi Islam anda? Organisasi Islam merupakan tempat untuk anda melaksanakan pelbagai aktiviti Islam. Ia merupakan tempat merancang, melaksana dan mengawasi aktiviti-aktiviti dakwah, tarbiyah dan siasah. Oleh demikian, organisasi tersebut perlu mempunyai struktur yang memungkinkan semua aktiviti yang dihajati dapat dilaksanakan. Ini bermakna, bukan sahaja struktur perlu dirangka dengan sebaik-baiknya, malah struktur itu perlu diisi dengan angota yang mampu menangani peranan yang ditentukan. Hanya dengan struktur yang sesuai dan anggota yang berkemampuan sahaja sesebuah organisasi dapat memenuhi fungsinya. Jika tidak, organisasi mungkin wujud tetapi aktiviti tidak dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Setelah menyentuh soal organisasi, cuba lihat pula anggota yang mengisi organisasi. Untuk lebih memahami aspek ini, anda perlu mengaitkan individu dengan aktiviti yang ingin dilaksanakan dalam sesebuah organisasi. Aspek utama yang membezakan aktiviti Islam dengan aktiviti lain ialah matlamat akhir yang ingin dicapai melalui aktiviti berkenaan. Dalam aktiviti atau amal Islam, matlamat akhir yang ingin dicapai ialah keredaan Allah. Matlamat ini hanya diketahui apabila anda bertemu dengan Allah di akhirat nanti. Oleh demikian, setiap anggota perlu meletakkan matlamat akhir ini sebagai dasar penyertaannya dalam organisasi dan pelaksanaan aktiviti. Matlamat ini perlu dibina dan disuburkan dalam hati anda secara berterusan. Tanpa matlamat ini, segala aktiviti tidak dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya kerana anda tidak mempunyai motivasi dalam bentuk kebendaan. Malah, aktiviti yang ingin dilaksanakan tidak menjanjikan ganjaran kewangan atau kebendaan.

Matlamat akhir

Berdasarkan kepada matlamat akhir ini, anda mengharapkan setiap anggota organisasi akan berperanan dan melaksanakan tanggungjawab memperku-kuhkan organisasi. Memang ada peranan dan tangungjawab yang dikhususkan untuk anggota tertentu. Namun demikian, banyak lagi peranan dan tanggungjawab yang boleh dilaksanakan oleh setiap anggota. Umpamanya menyebarkan kefahaman dan kesedaran Islam. Peranan ini mungkin dapat dilaksanakan dengan berbagai-bagai cara seperti hubungan individu atau menyertai aktiviti Islam yang ada di sekeliling anda. Peranan ini sangat besar kesannya terhadap Islam. Setiap anggota juga boleh meneruskan usaha menyebarkan kefahaman tadi dengan membentuk individu yang menerima seruan Islam, sekiranya berkemampuan. Ini adalah contoh usaha yang sepatutnya dicari dan dilaksanakan oleh anggota organisasi yang berkemampuan. Peranan ini tidak mungkin dapat diberi atau disogok seperti peranan dalam pentadbiran pejabat. Sebaliknya ia perlu dicari dan memerlukan inisiatif serta kreativiti sendiri.

Matlamat di atas juga perlu menjadi dasar bagi pelaksanaan aktiviti organisasi secara menyeluruh. Apabila setiap anggota jelas mengenai matlamat akhirnya, barulah aktiviti organisasi dapat disempurnakan dengan sepenuh hati, bukan secara terpaksa. Pelaksanaan secara sepenuh hati bermakna dilaksanakan dengan penuh minat, tumpuan dan rasa gembira. Inilah yang akan menentukan sama ada sesuatu aktiviti itu dilaksanakan dengan cemerlang atau ala kadar sahaja. Oleh itu, setiap angota organisasi perlu menyedari kepentingan memiliki matlamat akhir yang jelas dan berusaha memupuknya dalam hati mereka.

Piramid atau khemah?

Persoalannya adakah anda telah berpuas hati dengan organisasi yang anda anggotai? Adakah struktur yang ada merupakan struktur piramid yang kukuh dan tahan uji? Atau struktur yang ada hanyalah struktur khemah yang sementara dan rapuh? Mudah-mudahan anda tidak mudah tertipu dengan struktur berbentuk piramid tetapi hakikatnya bukan piramid. Untuk membina sebuah piramid, anda memerlukan batu-batu pejal yang besar dan logistik yang sangat canggih. Piramid yang sebenarnya telah dibina dengan usaha yang sangat besar dan perbelanjaan yang sangat mahal. Piramid yang sebenarnya adalah kukuh dan dapat menghadapi apa sahaja bentuk cuaca di sekelilingnya. Hujan ribut atau puting beliung sekalipun tidak menjejaskan piramid. Oleh itu, tidak hairanlah jikalau piramid dapat bertahan sehingga berabad-abad lamanya.

Sebaliknya hari ini anda lebih mudah membina khemah. Khemah merupakan binaan sementara yang terlalu lemah dan mudah runtuh. Namun demikian, khemah adalah sesuai untuk tujuan perkelahan atau penginapan sementara. Ia mudah dibina dan mudah dibuka. Oleh kerana strukturnya yang kecil dan ringan, khemah mungkin tumbang atau terbang apabila ditiup angin kencang. Ini bermakna khemah tidak dapat bertahan untuk satu jangka masa yang lama. Itulah hakikat khemah yang rapuh walaupun bentuknya seperti piramid yang kukuh.

Oleh demikian, cubalah nilai diri sendiri, sama ada organisasi anda merupakan sebuah piramid yang kukuh ataupun khemah yang rapuh. Dan apakah sumbangan anda untuk memperkukuhkan organisasi tersebut? -

edited posting

Read more...