Wednesday 22 April 2009

Ahmadinejad; Zionis Adalah Lambang Rasisme

JENEWA,KOMPAS.com- Aksi walk out sekitar 30 negara mewarnai konferensi antirasisme PBB di Swiss, Senin (20/4), saat Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berpidato.

Dalam pidatonya itu, Ahmadinejad menggambarkan Israel sebagai bangsa yang "benar-benar rasis". Seketika itu juga, puluhan delegasi yang hadir berdiri dan meninggalkan ruang sidang.

Tak lama sebelumnya dua orang pengunjuk rasa yang mengenakan rambut palsu berwarna warni menyela pidato Presiden Iran itu. Namun, para delegasi yang tetap tinggal di dalam ruang sidang memberi sambutan meriah saat Ahmadinejad melanjutkan pidatonya.

Perancis mengatakan pidato Ahmadinejad adalah sebuah "pidato kebencian" dan delegasi Amerika mengatakan pidato itu sangat "keji". Sebelumnya, sejumlah negara telah menyatakan memboikot pertemuan ini.

Aksi walk out ini merupakan tamparan besar bagi PBB. Padahal, PBB sangat berharap konferensi ini menjadi contoh sebuah langkah terbaik yang seharusnya dilakukan PBB, yaitu bersatu melawan ketidakadilan dunia.

Aksi walkout yang dilakukan delegasi dari setidaknya 30 negara ini terjadi hanya beberapa menit setelah pidato dimulai. Sebagian besar delegasi menyatakan akan tetap berpartisipasi dalam konferensi, sedangkan delegasi Republik Ceko akhirnya memilih ikut memboikot.

Satu dari dua orang pengunjuk rasa yang dibawa keluar dari ruang konferensi berhasil melemparkan sebuah hidung badut berwarna merah ke arah Presiden Iran sambil berteriak kepada Ahmadinejad "rasis, rasis".

Ahmadinejad, satu-satunya kepala negara yang menghadiri konferensi, mengatakan para imigran Yahudi dari Eropa dan Amerika dikirim ke Timur Tengah usai Perang Dunia II "untuk mendirikan sebuah pemerintahan rasis yang menduduki Palestina".

Kemudian Ahmadinejad melanjutkan "Dan sebagai balasan atas rasisme yang mengerikan di Eropa, mereka (Eropa dan Amerika) membantu mendirikan sebuah rezim yang sangat kejam dan rasis di Palestina."

"Segera setelah dia (Ahmadinejad) menyebut bangsa Yahudi dan Israel sebagai rasis, maka tak ada alasan bagi kami untuk tetap berada di dalam ruang sidang," kata Duta Besar Perancis Jean-Baptiste Mattei seperti dikutip Associated Press.

Duta besar Inggris, Peter Gooderham adalah salah satu yang meninggalkan ruang sidang. "Sebuah retorika seperti ini tak memiliki tempat di manapun dalam sebuah konferensi PBB yang mebahas isu rasisme dan bagaimana cara kita menghadapinya," katanya kepada BBC Radio 4.

"Pernyataannya adalah sebuah tuduhan yang kami kutuk dan kami tak memiliki keraguan apapun pada titik ini untuk meninggalkan ruang sidang."

Amerika Serikat, Israel, Kanada, Jerman, Italia, Belanda, Polandia dan Selandia Baru memboikot konferensi yang digelar di Jenewa ini, sebagai protes atas kehadiran Ahmadinejad.

Di Jerusalem, Presiden Israel Shimon Peres menggambarkan pernyataan Ahmadinejad sebagai sebuah "aib absolut". Sebelumnya, pemerintah Israel juga telah memanggil pulang duta besarnya di Swiss.

PBB cemas


Dalam jumpa pers usai berpidato, Ahmadinejad mengatakan bahwa negara-negara yang memboikot konferensi ini menunjukkan "arogansi dan keegoisan". Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Alejandro Wolff mengatakan pidato Ahmadinejad itu sama sekali tidak akurat. Selain itu, pidato tersebut tak hanya memalukan bagi PBB namun juga menjadi aib bagi Iran dan rakyat negeri itu.

"Kami mengimbau pada pemimpin Iran untuk menunjukkan pernyataan yang terukur, moderat dan konstruktif saat berhubungan dengan isu kawasan dan bukan mengeluarkan pernyataan keji, penuh kebencian dan penuh hasutan seperti ini," kata Wolff di markas PBB New York.

Sementara itu Menlu Perancis Bernard Kouchner telah memperingatkan delegasi Perancis akan melakukan walk out jika forum itu digunakan sebagai ajang untuk menyerang Israel.

"Pembelaan hak asasi manusia dan perjuangan melawan rasisme terlalu penting bagi PBB untuk tidak melawan semua bentuk pernyataan kebencian seperti itu, semua kata-kata tak pantas seperti itu," kata Kouchner usai melakukan walk out. "Menghadapi sikap seperti yang ditunjukkan presiden Iran, tak ada lagi kompromi," lanjut Kouchner.

Sekjen PBB Ban Ki-moon menunjukkan rasa cemasnya terhadap aksi boikot dan pidato Ahmadinejad itu. Dia mengatakan Ahmadinejad telah menggunakan kesempatan pidatonya untuk menuduh, memecah belah dan bahkan menghasut.

TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mdalam suatu wawancara eksklusif dengan stasiun televisi berbahasa Perancis di Swiss, TV5 dan TVSI, di Teheran membahas mengenai masalah hak asasi manusia. Iran memiliki pertanyaan yang akan diajukan kepada Eropa dan AS, dan bukan sebaliknya.

Ia mengatakan, rakyat Iran percaya negara Barat adalah pangkal dari semua gerakan antihak asasi manusia di seluruh dunia. Ketika menanggapi pertanyaan mengenai keprihatinan negara Barat sehubungan dengan kehadirannya dalam pertemuan Durban II, Presiden Iran itu mengatakan alasan bagi keprihatinan mereka mesti diketahui. "Kami menentang rasisme dan kami percaya pangkal masalah di dunia bersumber pada rasisme dan rakyat Iran siap membantu mendongkel rasisme serta menegakkan perdamaian dan keamanan di dunia," katanya.

Menurut Presiden Iran, mereka yang tak menghadiri konferensi di Swiss mesti menjawab kepada bangsa mereka, apakah mereka mendukung rasisme atau tidak. Seluruh dunia mengetahui bahwa rezim Zionis adalah lambang rasisme saat ini. "Rezim itu membunuh perempuan dan anak-anak Palestina, lalu mereka (negara Barat) mengutuk mereka. Mengapa sekarang membela mereka," Ahmadinejad mempertanyakan. Ditambahkannya, kaum Zionis menganggap diri mereka lebih unggul dibandingkan yang lain dan itu berarti rasisme.

Mengenai pembunuhan orang Yahudi selama Perang Dunia II, Ahmadinejad mengatakan, "Saya hanya mengajukan dua pertanyaan, tapi mereka menyerang, dan bukan menjawab, saya. Saya seorang guru dan setiap manusia memiliki hak untuk bertanya mengenai berbagai kejadian. Pertanyaan saya ialah ini: Apakah holocaust adalah peristiwa sejarah, di mana itu telah terjadi dan mengapa orang Palestina mesti menebusnya?" demikian pertanyaan Presiden Iran. Ia menambahkan, Barat menyebut dia "orang yang gila perang" dan bukan menjawab pertanyaannya.

"Pertanyaan kedua ialah meskipun setiap orang memiliki hak untuk menyelidiki setiap masalah, mengapa penelitian dan penyelidikan mengenai holocaust dilarang di Eropa dan mengakibatkan hukuman?"

Mengenai reaksi Iran terhadap kesediaan Presiden AS Barack Obama menjalin hubungan dengan Teheran, Ahmadinejad mengatakan, Iran ingin semua hubungan dilandasi oleh sikap saling menghormati dan keadilan.

Ketika menjawab pertanyaan mengenai ancaman Israel yang akan menyerang Iran karena kegiatan nuklirnya, Presiden Ahmadinejad mengatakan, menurut sudut pandang Iran semua ancaman itu bukan masalah. "Mereka tak dapat melindungi diri mereka sendiri. Bagaimana mereka dapat menyerang negara besar seperti Iran?" katanya.

Ia menambahkan, Revolusi Islam Iran adalah revolusi dalam pemikiran dan kebudayaan, dan itu berarti menghormati hak azasi manusia, keadilan, dan persaudaraan. Kapitalisme telah berakhir dan rakyat di dunia berbicara mengenai Iran.

Mengenai harapan dari pertemuan Jenewa, Ahmadinejad mengatakan, konferensi tersebut mesti melakukan tindakan guna membuat rasisme sirna karena rasisme adalah pangkal krisis politik, ekonomi, dan budaya. "Tentu saja perang melawan rasisme sangat sulit karena kekuatan utara dan kekayaan dunia sekarang berada di tangan kaum rasis," katanya.

p/s; Kawan-kawan sama2 kita nantikan statement pertama Dato Seri Najib terhadap aksi agresi Israel keatas Palestine.

0 comments: